Sejarah
-SEJARAH SINGKAT KELURAHAN PESAWAHAN
PENDAHULUAN.
Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa kelahiran kelurahan Pesawahan disebabkan karna letak daerah ini di tepi pantai Teluk Lampung, serta dikitari oleh kali lubuklahu atau kali blau yang pada masa permulaan dibukanya perkampungan ini merupakan daerah penghubung yang utama, terlebih lagi bagi hubungan perdagangan dan ekonomi.
Kelurahan pesawahan semula bernama Kampung Sawah, kampung Palembang, kampung Bugis, Sri Menanti dan Sri Agung, yang dibangun oleh pendatang dari luar daerah, terutama para pedagang dan pelaut. Dan yang pertama kali datang ke daerah ini adalah para pelaut dan pedagang yang berasal dari daerah Palembang. Mereka berkumpul dalam satu daerah pemukiman barunya, dan lokasi dimana pendatang dari daerah Palembang ini berkumpul dikenal dengan nama kampung Palembang.
Setelah pendatang dari Palembang, datang pula para pelaut dan pedagang dari daerah Bugis, Seperti halnya pendatang dari Palembang, pendatang dari Bugis ini pun membuat lokasi daerah tersendiri pula, yaitu dikenal dengan nama Kampung Bugis. Pendatang dari bugis lokasi pemukimannya ditepi kali Lubuk Lahu. Kampung yang dibangun oleh kedua pendatang ini sangat berdekatan, dan mereka melakukan kegiatan perdagangan, dengan mambuka pasar pertama di Kampung Palembang.
Kemajuan perdagangan yang berpusat di Kampung Palembang pada waktu itu telah mengundang suku daerah lain untuk datang mengadu untung kedaerah ini. Maka pada tahun 1905 datanglah suku Banten kedaerah Lampung, terutama ke kampung Palembang yang pada waktu itu menjadi pusat perdagangan, suku banten ini berasal dari daerah Anyer dan Cirebon, dan mereka memilih tempat yang baru yaitu ditepi Pantai Lampung, lebih tepatnya didaerah Sri Agung atau yang kemudian lebih dikenal dengan nama Gubuk Sero.
Dengan berkembangnya perdagangan pada waktu itu, para pedagang ini membuat gudang gudang untuk menyimpn barang dagangannya, yang mereka buat di tepi pantai, lokasi dimana gudang gudang tersebut didirikan oleh para pedagang maka lahirlah Kampung Gudang Agen.
DE WIYKMESTER PERTAMA
Setelah memperhatikan yang dicapai pada watu itu, Pemerintah Hindia Belanda akhirnya perlu menetapkan seorang pemimpin dengan gelar jabatan De Wiykmaster. Dari kata Wiyk ini lah sebutan untuk seorang kepala kampung dengan nama BEK. Pada tahun 1900 dipilihlah salah seorang tokoh dari kaum pedagagang yang sukses dan dianggap mampu serta cakap untuk memimpin. Tokoh tersebut adalah H. ABDUL GAFAR yang lebih dikenal dengan sebutan BEK MA ILU. Beliau berasal dari suku Bugis. H. ABDUL GAFAR memegang jabatan ini sampai tahun 1920.
DE WIYKMESTER KEDUA.
Setelah berhentinya H. ABDUL GAFAR sebagai kepala kampung atau BEK MAILU untuk sebutan pada masa sebagai De Wiykmaster maka diangkatlah Mohammad Said yang sebelumnya sebagai juru tulis, beliau menjadi De Wiykmaster dari tahun 1920 samapai tahun 1925.
DE WIYKMESTER KETIGA
Setelah Mohammad Said berhenti sebagai De Waiykmester, maka diangkatlah Kgs. Anang Somad sebaga De Waiykmester ketiga. Beliau memegang jabatan ini sejak tahun 1925 sampai tahun 1964. Pada masa Kgs Anang Somad struktur Pemerintahan kampung Pesawahan mulai di sempurnakan. Pada jaman beliaulah dikenal kepala suku, yaitu petugas yang membawahi salah satu wilayah yang berada dalam kampung. Dan masa kepemimpinan Kgs Anang Somad inilah nama kampung yang bermula bernama Kampung Pesawahan, Palembang, Bugis, Sri Mananti, Sri Agung mejadi Kampung Pesawahan.
Seiring berjalannya waktu kampung ini berkembang pesat, apalagi pelabuhan Gudang Agen pada waktu itu menjadi bandar yang hidup dan ramai, Pemerintah Hindia Belanda yang melihat perkembangan perdagangan yang ada pada waktu itu serta kedudukan pelabuhan Gudang Agen yang mudah dijangkau yang tidak lagi mampu menampung arus perdagangan dari Sumatra dan Jawa, maka Pemerintah Hindia Belanda membangun Pelabuhan disebelah Utara dari Gudang Agen yaitu Pelabuhan Gudang Lelang.
Dengan adanya pelabuhan baru maka perdagangan di daerah ini semakin maju dan pesat, yang memancing perhatian para pedagang dari bangsa lain, seperti bangsa Arab dan Cina, yang kemudian pendatang baru ini membuat kampung sendiri untuk mereka, lahirlah pada watu itu kampung Cina dan Arab. Yang menyebabkan ditetapkannya seseorang yang akan bertindak melayani kubutuhan bangsa asing yang ada, terutama dalam hal hubungan dengan pemerintah, maka kemudian lahirlah petugas yang melayani kepentingan bangsa Cina dan Arab, mereka disebut Bek Arab dan Bek Cina, Bek Arab bernama Wan Syech, sedangkan Bek Cina bernama Tan In.
Pada tahun 1951 istilah BEK dan jabatan BEK dihapus serta warga dan wilayahnya diserahkan sepenuhnya kepada Kepala Kampung Pesawahan. Setelah bertugas dari tahun 1925 sampai tahun 1964 Kgs Anang Somad atas permintaannya sendiri mengajukan permohonan berhenti, dan untuk menghormati jasa jasa beliau terhadap Bangsa dan Negara maka oleh Pemerintah beliau dianugrahi Piagam Penghargaan.
KEPALA KAMPUNG